Vol. 1, No. 2, Januari 2020
p-ISSN 2775-3832 ; e-ISSN 2775-7285
94
http://matriks.greenvest.co.id
PROSEDUR AUDIT VOUCHING DAN PEMERIKSAAN FISIK ASET
TETAP DI KAP CI UNTUK PT. RP
Abdurokhim
Syntax Corporation Indonesia Cirebon Jawa Barat, Indonesia
E-mail: abdu.ocim@gmail.com
Diterima:
6 Oktober 2019
Direvisi:
10 November 2019
Disetujui:
6 Desember 2019
Abstrak
Perusahaan yang membutuhkan jasa akuntan publik terutama
jasa auditing laporan keuangan yang umumnya adalah
perusahaan yang memiliki kepentingan dengan publik atau
masyarakat, baik investor, perbankan (kreditur), maupun
pemerintah. Secara umum, pemakai jasa audit dapat
dikelompokkan menjadi pihak internal dan pihak eksternal. Aset
tetap merupakan salah satu unsur yang cukup penting dalam
sebuah perusahaan untuk melakukan kegiatan perusahaan,
termasuk dalam PT. RP. Perusahaan ini bergerak di bidang
industri dan pada saat ini PT RP telah melakukan audit laporan
keuangan yang dilakukan oleh KAP CI. Penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi proses vouching aset tetap PT RP yang
dilakukan oleh KAP CI. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode
pengambilan data menggunakan teknik observasi dan studi
kepustakaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa prosedur
vouching dan pemeriksaan fisik oleh KAP CI telah sesuai dengan
yang di usulkan oleh para ahli.
Kata Kunci: Audit; Aset; Prosedur
Abstract
Companies that need the services of public accountants,
especially financial report auditing services that are generally
companies that have interests with the public or the public, both
investors, banks (creditors), and the government. In general,
users of audit services can be grouped into internal parties and
external parties. Fixed assets are one of the important elements
in a company to carry out corporate activities, including in PT.
Rp. The company is engaged in industry and at this time PT RP
has conducted an audit of financial statements conducted by
KAP CI. This study aims to identify the process of vouching pt
RP fixed assets conducted by KAP CI. The research method used
is descriptive method with qualitative approach. Data retrieval
method using observation techniques and literature studies. The
results showed that the vouching procedure and physical
examination by KAP CI was in accordance with the proposed by
experts.
Keywords: Audit; Assets; Procedures
Prosedur Audit Vouching dan Pemeriksaan Fisik Aset
Tetap di KAP CI untuk PT. RP
Matriks: Jurnal
Sosial dan Sains
95
Pendahuluan
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, dunia bisnispun semakin
berkembang dengan pesat (Margianto & Syaefullah, 2012), persaingan perusahaan
semakin besar, terutama dalam persaingan usaha Kantor Akuntan Publik (KAP)
(Febriyanti, 2014). Kantor Akuntan Publik merupakan suatu entitas yang menyediakan
jasa-jasa yang berkaitan dengan pemeriksaan laporan keuangan (Dewi, 2011). Perusahaan
yang membutuhkan jasa akuntan publik terutama jasa auditing laporan keuangan
(Arisinta, 2013) yang umumnya adalah perusahaan yang memiliki kepentingan dengan
publik atau masyarakat, baik investor, perbankan (kreditur), maupun pemerintah (Nahda
& Harjito, 2011). Secara umum, pemakai jasa audit dapat dikelompokkan menjadi pihak
internal dan pihak eksternal (Najib, 2013). Pihak internal merupakan manajer perusahaan
yang menggunakan hasil audit laporan keuangan perusahaannya untuk pengambilan
keputusan dalam mengembangkan perusahaan (Annisya & Asmaranti, 2016), sedangkan
pihak eksternal merupakan investor yang menggunakan hasil audit laporan keuangan
perusahaan untuk pengambilan keputusan untuk berinvestasi (Istiantoro, Paminto, &
Ramadhani, 2018).
Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu
organisasi, sistem, proses, atau produk (Putri, 2017). Menurut (Sukrisno Agoes, 2012)
audit adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak
yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta
catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat
memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut (Aryati, 2013).
Menurut (Pitriyani, Noch, & AK, 2019) audit adalah suatu proses sistematik untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan
tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat
kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan,
serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.
Audit menurut (Utami, Kamaliah, & Rofika, 2015) adalah pengumpulan dan
evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian
antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Dari berbagai pengertian di atas,
dapat dikatakan bahwa audit merupakan suatu proses pemeriksaan yang dilakukan secara
sistematik terhadap laporan keuangan, pengawasan internal, dan catatan akuntansi suatu
perusahaan (Candra, Atastina, & Firdaus, 2015). Audit bertujuan untuk mengevaluasi dan
memberikan pendapat (Candra et al., 2015) mengenai kewajaran laporan keuangan
berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh dan dilakukan oleh seorang yang independen dan
kompeten (Ilmiyati & Suhardjo, 2012).
Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan tidak memihak, yang
disebut auditor (Tjun, Marpaung, & Setiawan, 2012). Tujuan diadakannya audit adalah
untuk melakukan verifikasi bahwa subjek dari audit telah diselesaikan (Priyo, 2018) atau
berjalan sesuai dengan standar, regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan diterima
(Rizqi, 2021). Menurut (Imansari & Halim, 2016) tujuan audit adalah untuk menyatakan
pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, dan hasil usaha
serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum. Tujuan audit spesifik
ditentukan berdasarkan asersi-asersi yang dibuat oleh manajemen yang tercantum dalam
laporan keuangan (Pikirang, Sabijono, & Wokas, 2017). Asersi-asersi penting karena
membantu auditor dalam memahami bagaimana laporan keuangan mungkin
disalahsajikan dan menuntun auditor dalam mengumpulkan bukti.
Audit laporan keuangan biasanya dilakukan oleh akuntan publik untuk menilai
seberapa wajar atau seberapa layak penyajian laporan keuangan ini dibuat oleh
perusahaan dengan mengacu pada prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. Laporan
Vol. 1, No. 2, Januari 2020
p-ISSN 2775-3832 ; e-ISSN 2775-7285
96
http://matriks.greenvest.co.id
keuangan yang harus diperiksa terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi,
laporan perubahan modal, dan laporan arus kas. Salah satu akun yang terdapat dalam
laporan posisi keuangan adalah aset tetap.
Aset tetap adalah aset yang digunakan oleh perusahaan untuk kegiatan usahanya,
tidak dimaksudkan untuk diperjualbelikan dan mempunyai masa manfaat atau kegunaan
lebih dari satu tahun serta mempunyai nilai material. Aset tetap dibagi menjadi dua
golongan yaitu, aset tetap berwujud dan aset tidak berwujud. Aset tetap berwujud adalah
aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam kegiatan usaha perusahaan, dan
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun, berupa tanah, bangunan, peralatan, dan
sebagainya. Sedangkan aset tidak berwujud adalah aset non moneter yang dapat
diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam
menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau
untuk tujuan administratif, jenis utama aset tidak berwujud adalah hak cipta, hak
eksplorasi dan eksploitasi, paten, merek dagang, rahasia dagang, dan goodwill.
Kewajaran penilaian aset tetap suatu perusahaan dapat disesuaikan dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 (2009). Dalam PSAK ini
dinyatakan bahwa aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam
produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau
tujuan administratif dan diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode. Namun,
manfaat yang diberikan aset tetap umumnya semakin lama semakin menurun secara terus
menerus, dan menyebabkan terjadi penyusutan (depreciation). Oleh karena itu, perlu
untuk mengetahui serta memahami secara rinci tentang aset tetap, baik aset tetap
berwujud maupun tidak berwujud. Dengan cara demikian kita mampu mengaplikasikan
apa saja yang terdapat di dalam aset tetap sebuah perusahaan. Namun untuk mendapatkan
rincian yang baik terhadap aset tetap diperlukan pengujian substantive test dan
compliance test.
Dalam memenuhi kriteria auditing, perlu dilakukan prosedur pemahaman atas
pengujian kepatuhan (compliance test). Dalam melaksanakan standar tersebut, auditor
melakukan tes terhadap bukti-bukti pembukuan yang mendukung transaksi yang dicacat
perusahaan untuk mengetahui apakah setiap transaksi yang terjadi sudah diproses dan
dicatat sesuai dengan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen. Jika
terjadi penyimpangan dalam pemprosesan dan pencatatan transaksi, walaupun jumlah
(rupiah) tidak material, auditor harus memperhitungkan pengaruh dari penyimpangan
tersebut terhadap efektivitas pengendalian internal. Sedangkan pengujian susbtantive test
auditor harus menghimpun bukti yang cukup untuk memperoleh dasar yang memadai
untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Pengujian substantif menyediakan
bukti mengenai kewajaran setiap asersi laporan keuangan yang signifikan. Perancangan
pengujian substantif meliputi penentuan sifat pengujian, waktu pengujian dan luas
pengujian substantif. vouching dan pemeriksaan fisik dalam audit aset tetap termasuk
bagian dari pengujian substantive test dan compliance test.
Vouching merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa kebenaran atau
keabsahan suatu bukti yang mendukung transaksi. Kegiatan ini meliputi memilih catatan
yang ada pada catatan akuntansi serta memperoleh dan menyelidiki dokumen yang
mendasari catatan tersebut untuk menentukan keabsahan dan ketelitian transaksi yang
dicatat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi proses vouching aset tetap PT RP
yang dilakukan oleh KAP CI.
Metode Penelitian
Agar penelitian ini dapat berlangsung secara terarah dan efektif maka pendekatan
umunya dapat dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Jenis